Tokoh Madura Menangis di Hadapan Mursyid Khalwatiyah Syekh Yusuf, Rindu Nasihat Puang Makka
Warga Madura yang ada di Sulsel terhimpun dalam Perkim. sejak tahun 1950-an, ulama Sulsel menjadi penasihat Perkim Sulsel.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: AS Kambie
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pertemuan belasan Pengurus Persatuan Kekeluargaan Indonesia Madura (Perkim) Sulawesi Selatan dengan Mursyid Khalwatiyah SyekhYusuf Al Makassary Syekh Sayyid A Rahim Assegaf Puang Makka, Rabu (14/11/2018) malam, diwarnai derai air mata.
Baca: TRIBUNWIKI: Perkim, Wadah 10 Ribu Warga Madura di Sulsel, Ini Sepak Terjang Pasukan Gagak Hitam
Baca: Selalu Koordinasi Mahfud MD, Perkim Dukung Puang Makka Pimpin NU Sulsel
Pengurus Perkim Sulsel menemui Puang Makka di Darul Ahsan, Jl Baji Bicara Nomor 7, Makassar, Sulsel, Rabu (14/11/2018) malam.
Beberapa pengurus Perkim Sulsel tak kuasa menahan air mata saat Wakil Ketua Perkim Sulsel Abdul Wahid Efendi, yang menjadi juru bicara, meminta kembali Puang Makka menjadi Ketua Dewan Penasehat Perkim Sulsel.

"Kami akan merasa kehilangan, Ibarat anak ayam yang kehilangan induk. Warga Madura tak bisa dipisahkan dari ulama di Sulsel. Kami sudah anggap Puang Makka sebagai guru, orang tua, ulama, sehingga tanpa beliau, kami merasa kurang nyaman dan sejuk dalam kehidupan," jelas Efendi.
Ia mengatakan hanya Puang Makka yang bisa memberikan nasihat yang menyejutkan hati ribuan warga Madura di Sulsel.
"Sehingga, kehidupan kami di Sulsel bisa nyaman dan terhindar dari perbedaan dan masalah. Kita tak ingin warga Madura di Sulsel seperti di Sampit. Sehingga, kami merasa satu dengan Sulsel. Kami senang, kami gembira bahwa beliau masih bersedia untuk menjadi menjadi ketua dewan penasehat kami," kata Efendi.
"Surat yang kami layangkan ke Menkumham ada nama beliau, semua surat kepada pemerintah terutama ada nama beliau, karena kami juga takut disangka organisasi terlarang, dengan hadirnya Habib Puang Makka tentu jadi penyejuk," katanya.
Menurut Effendi, Madura juga punya karakter keras. "Kami merasa dinaungi dan mencari nafkah, sungguh kami merasa bersaudara dengan masyarakat Sulsel," katanya.
Sementara itu, Puang Makka mengakui tak bisa dipisahkan dengan masyarakat Madura.
"Saya tak lepas dari wirid Syaekhuna Kholil, begitupun dengan orang tua kita Kiai Alawy Muhammad. Bukan cuman saya, tapi Abah saya (Puang Ramma) sejak dulu tak bisa dipisahkan dengan masyarakat Madura. Abah saya dulu bersama Habib Ali, Habib Tohir Assegaf, Habib Husain Assegaf, dan ulama lainnya. Itulah saya," jelas Puang Makka.

Baca: Maju Calon Ketua PWNU Sulsel, Puang Makka Siap Mundur di Semua Organisasi
Puang Makka pun mengakui sangat sedih karena harus memilih untuk mundur dari jabatan Ketua Dewan Penasehat Perkim saat ingin maju dalam kandidat ketua Tanfidziyah PWNU Sulsel periode 2018-2023 pada Konferensi Wilayah (Konferwil) PWNU Sulsel di Auditorium KH Muhyiddin Zain, beberapa waktu lalu.
"Kemarin itu hajatan, saya diminta sekali oleh warga Nahdlatul Ulama. Tapi, inilah konsekuensi yang saya harus tempuh karena menggenggam amanah itu kita harus fokus maka saya memutuskan untuk mundur," katanya.
Sesaat itu, pengurus Perkim Sulsel pun terdiam.
"Sebetulnya berat juga saya lepaskan (jabatan Ketua Dewan Penasehat Perkim Sulsel), tapi itu wajib saya lepaskan. Saat ini, ada orang tak fokus untuk membina, apalagi jabatan ketua Tanfidziyah atau Rais Syuriah," katanya.
Puang Makka pun meminta jamaah Nahdliyyin untuk mengambil hikmahnya.