Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilpres 2019

Adu Kekuatan Tokoh Nadhlatul Ulama (NU) di Kubu Jokowi dan Prabowo Subianto di Pilpres 2019

Adu Kekuatan Tokoh Nadhlatul Ulama (NU) di Kubu Jokowi dan Prabowo Subinato di Pilpres 2019

Editor: Mansur AM
kompas.com
Pilpres 2019 adu kuat tokoh NU di dua kontestan 

Adu Kekuatan Tokoh Nadhlatul Ulama (NU) di Kubu Jokowi dan Prabowo Subinato di Pilpres 2019

TRIBUN-TIMUR.COM - Nahdlatul Ulama (NU) sebagai sebuah organisasi keagamaan terbesar di Tanah Air selalu menarik dibahas tiap momen politik. 

Apalagi NU secara struktural tidak memiliki lagi partai politik.

Suara Nadhliyyin selalu menarik perhatian aktor politik. Termasuk menghadapi Pemilihan Presiden April 2019 nanti.

Tokoh-tokoh NU jadi 'rebutan' dua kontestan Pilpres; Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Baca: Live Streaming MotoGP Malaysia 2018, Nonton Siaran Langsung Trans7 MotoGP Sepang, Tanpa Buffer

Baca: Innalillahi, Artis Komedi Pretty Asmara Meninggal Dunia, Terungkap Penyakit yang Dideritanya

Baca: Pidato Tampang Boyolali Prabowo Viral, Ternyata Jenderal Ini Juga Asal Boyolali

Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menunjuk pengasuh Pondok Pesantren Al-Farros, KH Irfan Yusuf atau akrab disapa Gus Irfan, sebagai juru bicara.

Gus Irfan merupakan darah biru Nahdlatul Ulama karena merupakan cucu dari salah satu pendiri NU, KH Hasyim Asyari.

Peran Gus Irfan di tim Prabowo-Sandiaga untuk membantu menjelaskan visi misi terkait program pengembangan pesantren dan gerakan ekonomi pesantren di akar rumput. Sementara, Jokowi juga tak kalah memulai.

Ia menggandeng Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden.

Dukungan NU dinilai signifikan dalam pertarungan Pilpres 2019.

Oleh karena itu, menarik tokoh berpengaruh dari organisasi ini dianggap wajar.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai, NU dan santri adalah kelompok yang punya potensi suara besar.

"Santri itu seksi karena kelompok yang punya potensi suara besar, yang kedua NU juga seksi," kata Hendri kepada Kompas.com, Jumat (2/11/2018). Menurut dia, keputusan Prabowo-Sandiaga menunjuk Gus Irfan tak lain ingin unjuk gigi kepada pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Hendri menilai, Prabowo-Sandiaga seolah ingin membuktikan bahwa mereka juga bisa mendapat dukungan dari santri dan NU.

"Kalau Pak Jokowi rekrut Pak Ma'ruf bukan berarti semua suara santri dan NU ke Jokowi-Ma'ruf," ujar Hendri.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved