Viral Kabar Adopsi 84 Anak Korban Gempa Palu di Makassar, Beginilah Faktanya, Waspada
"Siapa tau ada yang keluarga ta yang mengadopsi anak dari Palu, ada 100 lebih anak bayi di tempat penampungan di Antang. Korban gempa"
TRIBUN-TIMUR.COM - Viral, kabar dibolehkannya mengadopsi 84 anak korban gempa bumi dan tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah yang sementara ditampung di Makassar, Sulawesi Selatan.
Bagi yang ingin mengadopsi anak, dipersilakan mendatangi posko penampungan pengungsi, di TK Akar Panrita Manakarra, Jl Poros Baruga, Antang, Makassar.
Kabar tersebut beredar melalui grup percakapan pada aplikasi pesan instan WhatsApp dan media sosial Facebook.
Namun, setelah dikonfirmasi, ternyata kabar tersebut hoaks.
"Jadi kami tegaskan kembali bahwa berita itu adalah bohong (hoaks)," kata Kepala Sekolah Yayasan Akar Panrita Mamminasata, Fitriana Basira saat ditemui di lokasi penampungan, Jumat (5/10/2018).
Bahkan, pihak yayasan sekolah TK dan SD ini pun telah menyebarkan poster bertuliskan “Informasi Adopsi Hoaks Semata”.
“Sejak kemarin sampai sekarang, sudah ada sekitar 500-an warga di Kota Makassar ingin mengadopsi anak korban bencana Sulteng yang kami tampung disini. Ada yang menelpon akan mengadopsi, ada pula yang datang langsung ke sini mau mengadopsi anak. Rata-rata ibu-ibu yang berminat mengadopsi anak korban bencana Sulteng,” katanya.
Fitriana mengungkapkan, 84 anak korban bencana di Sulawesi Tengah yang ditampung di sekolahnya semuanya mempunyai kelurga.
Meski ada anak yang terpisah dengan kedua orangtuanya saat bencana, tapi mereka datang bersama dengan keluarganya.
“Ke-84 anak korban bencana di Sulteng (Sulawesi Tengah) ini semuanya mempunyai keluarga. Mereka ada yang terpisah dengan kedua orangtuanya, tapi mereka datang ke sini dengan keluarganya yakni tante (bibi) dan pamannya,” tuturnya.
Saat ditanya soal keberadaan kedua orang tua anak-anak korban bencana di Sulteng, Fitriana belum bisa memastikan apakah berhasil selamat ataukah tidak.
Pasalnya, hingga saat ini pihaknya juga menunggu kabar dari Sulteng.
“Kami belum tahu pasti soal berhasil selamatkah kedua orang tua anak-anak ini, tapi kan situasi di sana, mereka bisa saja terpisah saat bencana terjadi. Termasuk juga saat hendak naik pesawat ke sini, diutamakan anak-anak dan korban luka. Nah, bisa saja mereka terpisah saat proses evakuasi. Jelas 84 anak ini ada keluarganya, entah tante atau pamannya,” katanya.
Fitriana menuturkan, antusiasme warga Kota Makassar terhadap korban bencana Sulteng sangat besar.
Setiap hari dia mendapat kunjungan hingga ribuan orang yang datang membesuk dan membawa bantuan.