Ketua PSMTI; Makassar Laik Jadi Tuan Rumah Konferensi XI Marga Tionghoa ASEAN+China 2021
"Tahun 2016 di Batam, tahun ini di Manila, Tahun 2020 di Penang, Malaysia, Makassar tahun 2021,"



MAKASSAR, TRIBUN -- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Paguyuban Sosial Marga Tionghoa (PSMTI) Indonesia David Herman Jaya menyebut Makassar, laik menjadi tuan rumah (venue city) Konferensi XI marga dan klan Tionghoa Asia Tenggara ASEAN China Clans Assosiation (ACCA) tahun 2021 mendatang.
"Dengan pertumbuhan ekonomi yangdiatas rata-rata provinsi dan kota lain, infrastruktur, dan identitas budaya dan pariwisatanya khas, Makassar sudah diusulkan dan disebut laik," kata David kepada Tribun melalui sambungan telepon internasional dari Manila, Philipina, Minggu (23/9/2018) malam.

Baca: 2021, Makassar Tuan Rumah Konvensi Marga Tionghoa ASEAN +China
David yang juga pemilik kelompok usaha Karoseri New Armada ini, menyebutkan, konferensi yang diikuti sekitar 1.200 delegasi dari 10 negara ASEAN plus China ini, adalah momen tahunan yang diperebutkan banyak negara dan kota-kota dagang.
"Tahun 2016 di Batam, tahun ini di Manila, Tahun 2020 di Penang, Malaysia, Makassar tahun 2021, " ujar David yang dikonfirmasi menggunakan ponsel Ketua DPD PSMTI Sulsel Willianto Tanta.
Menurutnya, selain Makassar, delegasi PSMTI Palembang, Sumatera Selatan, juga mengincar jadi venue pertemuan yang membicarakan prospek investasi, dagang, industri wisata global dan budaya Tionghoa ini.
Baca: Kenang Perintis Mal Underground Pertama di Makassar Hasan Basri Berterima Kasih ke PSMTI Sulsel
"Tapi lobi Pak Willianto lebih gesit, apalagi dia punya hotel di sana, jaringan di Indonesia timur baguslah, dan keinginannya Makassar didatangi banyak investor sangat besar," ujar David yang juga Ketua Walubi Jawa Tengah ini.
Untuk melihat kesiapan Makassar, tim pengurus DPP PSMTI di Jakarta, dalam waktu dekat akan datang memantau persiapan Makassar jadi venue konferensi ini.
DPP PSMTI di Jakarta akan jadi sterring committee, panitia pengarah.
"Penyelenggara teknis, OC-nya, tanggal dan tempatnya diserahkan semua ke PSMTI Sulselbar, kita perkirakan penyelenggaraannya itu sekitar September, bulan 9 itu bagus," ujar David.

Menurutnya, event konferensi ini selalu tiga atau empat hari di akhir pekan.
Agendanya di hari pertama biasanya adalah jamuan makan malam resmi, penyambutan oleh pemerintah, lalu meeting satu hari, dan di hari terakhir lobi bisnis, dan wisata ke destinasi.
"Bisa dari Makassar, Wajo lalu ke Toraja. Bayangkan kalau 1200 tamu-tamu ini habiskan saja 300 USD dolar untuk wisata, ini belum termasuk hotel, dan transportasi," ujarnya.
Penunjukan Makassar jadi venue konferensi diusuljan di Konferensi ACCA di Grand Hyatt, Taguig City, Manila, Philipina, Sabtu (22/9/2018) lalu.
Persetujuan penunjukan ibu kota provinsi Sulawesi Selatan ini disepakati sekitar 800 peserta wakil delegasi dari 9 negara termasuk utusan Republik Rakyat China.

Kabar penunjukan ini dikonfirmasikan dua pengurus kepada Tribun; Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Paguyuban Sosial Marga Tionghoa (PSMTI) Indonesia, Johnny Situwanda (Wakil Ketua Umum Departemen Organisasi) dan Aswen Utomo (Ketua Departemen Luar Negeri), melalui Ketua DPD PSMTI Sulsel Willianto Tanta, kemarin malam.
"Ini kepercayaan penting, setelah konferensi ke-8 di Batam, Makassar dipercaya jadi tuamg rumah," kata Willianto Tanta, yang juga fungsionaris ACCA Chapter Indonesia Timur.