Anggota DPRD Wajo Sebut Direktur RSUD Lamaddukelleng Pemberi Harapan Palsu
Mayang pun menyayangkan Direksi RSUD yang malah membenahi area parkir namun mengesampingkan fasilitas yang menunjang
Penulis: St Hamdana Rahman | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan TribunWajo.com, St Hamdana Rahman
TRIBUNWAJO.COM, TEMPE - Anggota DPRD Wajo, AD Mayang menyebut Direktur RSUD Lamaddukkelleng, Kabupaten Wajo, dr Nur Tangsi memberikan harapan palsu terkait pengurusan Standar Nasional Akreditasi RS (SNARS).
Hal tersebut disampaikan politisi Demokrat itu saat rapat dengar pendapat dengan Direksi RSUD Lamaddukkelleng dan Manajemen BPJS Kesehatan di Gedung DPRD Wajo, Senin (23/7/2018).
"Nabelleakki sanreseng (memberi harapan palsu). Kalau ditanya terkait akreditasi, Direktur RSUD Lamaddukkelleng selalu mengatakan aman, padahal hanya harapan palsu," katanya.
Dia juga menilai Direksi RSUD Lamaddukkelleng tidak serius mengurus akreditasi.
"Katanya akreditasi tidak rampung karena persoalan dana, itu non sense. Kan ada dana Rp 45 milyar dikelola RSUD," jelasnya.
Mayang pun menyayangkan Direksi RSUD yang malah membenahi area parkir namun mengesampingkan fasilitas yang menunjang perolehan akreditasi.
"Yang dibangun itu harusnya fasilitas penunjang sehingga bisa mendapatkan akreditasi," tutur Mayang.
Pada Rapat Dengar Pendapat tersebut Ketua Komisi IV DPRD Wajo Husniaty Husain merasa emosi karena Direktur tak menghadiri rapat dan hanya mengutus direksinya.
RSUD terancam akan putus kerjasama dengan BPJS Kesehatan jika tak segera meraih SNARS.