Pernah Mengajar di Pesantren Padanglampe Pangkep, Begini Keseharian Pendiri Grup Musik Religi Debu
Syekh Fattah pernah tercatat sebagai pengajar di Pesantren Darul Mukhlisin sejak tahun 2000 hingga 2001 di Padanglampe, Kecamatan Marang
Penulis: Munjiyah Dirga Ghazali | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUNPANGKEP.COM, MARANG-Pendiiri grup musik religi Debu, Syekh Fattah mengembuskan napas terakhirnya pada Sabtu (26/5/2018). Jenazah Syekh Fattah dimakamkan di daerah Sukajaya Ciguded Kabupaten Bogor.
Syekh Fattah pernah tercatat sebagai pengajar di Pesantren Darul Mukhlisin sejak tahun 2000 hingga 2001 di Padanglampe, Kecamatan Marang, Kabupaten Pangkep, Sulsel.
Di pesantren tersebut, Syekh Fattah mengajar Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
Dia juga termasuk orang pertama mendirikan pesantren tersebut. Selama setahun, dia tinggal di dalam kompleks pesantren bersama keempat istri dan anaknya.
Keseharian Syekh Fattah tidak lepas dari tugas hamba kepada penciptanya. Dia selalu berzikir, mengaji dan salat berjamaah.
"Jika sore hari dia berdzikir dan selesai berdzikir dia menyanyi lagu musik religius bersama anak-anaknya," kata Staf Kantor Bagian Akademik Pesantren Darul Mukhlisin Universitas Muslim Indonesia, Padanglampe Pangkep yang sudah 20 tahun tinggal di dalam kompleks, Syamsuddin kepada TribunPangkep.com, Selasa (29/5/2018).
Syekh Fattah juga senang bergaul dengan masyarakat sekitar pesantren dan tidak pernah menolak pemberian masyarakat meski itu sekedar menyicipi suguhan teh. Dia menghargai.
"Kalau orang disini dikenal dengan nama Syekh Abdullah, dia memakai jubah setiap hari saat keluat rumah lengkap dengan juntaian surbannya," ujarnya.
Setahun mengajar di Pesantren Darul Mukhlisin, tahun 2001 berserta keluarga Syekh Fattah pindah ke Jakarta.
Baru tahun 2017 lalu dia berkunjung ke makam keluarganya di Pesantren UMI Padanglampe Pangkep.
