Data BI, Defisit Transaksi Berjalan Turun 2,1% dari PDB
Terutama dipengaruhi penurunan defisit neraca jasa dan peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Defisit transaksi berjalan triwulan I 2018 menurun 2,1% dari produk domestik bruto (PDB) sehingga menopang ketahanan sektor eksternal perekonomian Indonesia.
Defisit transaksi berjalan tercatat US$ 5,5 miliar atau Rp 77,15 triliun (kurs: US$ 1 = Rp 14.028) pada triwulan I 2018, lebih rendah dari defisit pada triwulan sebelumnya yang mencapai US$ 6,0 miliar atau Rp 84,16 triliun turun 2,3% dari PDB.
Dalam siaran pers Departemen Komunikasi BI, Jumat (11/5/2018) penurunan defisit transaksi berjalan terutama dipengaruhi penurunan defisit neraca jasa dan peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder.
Penurunan defisit neraca jasa terutama dipengaruhi kenaikan surplus jasa perjalanan (travel) seiring naiknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan menurunnya impor jasa pengangkutan (freight).
Peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder sejalan dengan naiknya penerimaan remitansi dari pekerja migran Indonesia.
Sementara itu, surplus neraca perdagangan nonmigas menurun terutama dipengaruhi penurunan ekspor nonmigas.
Impor nonmigas juga menurun meski lebih terbatas, dengan impor barang modal dan bahan baku masih berada pada level yang tinggi sejalan dengan kegiatan produksi dan investasi yang terus meningkat.
Transaksi modal dan finansial triwulan I 2018 tetap mencatat surplus di tengah tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global.
Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2018 tercatat USD1,9 miliar, terutama ditopang oleh aliran masuk investasi langsung yang masih cukup tinggi.
Hal ini mencerminkan tetap positifnya persepsi investor terhadap prospek perekonomian Indonesia. (*)