Santri Muhammadiyah se-Sulsel Ikuti Kemah Tahfidz dan Bahasa di Pinrang
Sekitar 300 santri dari pesantren Muhammadiyah se-Sulsel, ikut serta meramaikan Kemah Tahfidz dan Bahasa yang berlangsung selama 4 hari,
citizen reporter
Hurriah Ali Hasan
Tim Juri Lomba dalam Kemah Tahfidz dan Bahasa melaporkan dari Pinrang
TRIBUN-TIMUR.COM - Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Punnia Labumpung, Pinrang mendapat kehormatan sebagai tuan rumah kegiatan Kemah Tahfidz dan Bahasa ke-3 yang digelar Lembaga Pendidikan Pesantren Muhammadiyah (LP2M) Sulsel.
Dalam kegiatan tersebut, sekitar 300 santri dari pesantren Muhammadiyah se-Sulsel, ikut serta meramaikan Kemah Tahfidz dan Bahasa yang berlangsung selama 4 hari, Kamis-Ahad (3-6 Mei 2018).
Baca: Di PPs Unismuh, Prof Jasruddin Bicara Pengembangan Pendidikan Revolusi Industri
Dalam pembukaan kegiatan yang terlaksana pada Kamis, 3 Mei 2018, hadir Ketua PP Muhammadiyah Drs Goodwill Zubir, Ketua DPW Muhammadiyah Sulsel Prof Dr Ambo Asse, dan ketua DPW Aisyiyah Sulsel Dr Nurhayati Azis.
Selama mengikuti kegiatan kemah tahfidz dan bahasa, seluruh santri peserta terlibat dalam berbagai lomba yang digelar, yaitu kemampuan berbahasa, baik dalam menulis maupun berpidato dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Kegiatan lomba lainnya adalah qiraatul kutub (baca kitab gundul), hafal alquran, hafal hadits arbain (40 hadis), tilawatil quran, keterampilan baris berbaris berbahasa arab, nasyid, al fuqaha (stand up comedy), serta lomba pioneering (membuat miniatur).
Baca: 2019, Universitas Muhammadiyah Sinjai Beroperasi, Ada 10 Prodi Binaan
Ketua panitia Kemah Tahfidz dan Bahasa, Andi Aras MA mengatakan, Kemah Tahfidz dan Bahasa dimaksudkan agar para santri dan pembina pesantren dapat saling bertukar pengalaman, serta melatih pengembangan kemandirian dan kreativitas para santri menuju Islam yang berkemajuan.
"Agar mereka siap menjadi pemimpin masa depan yang berkaraker dan berakhlakul kharimah," kata Andi Aras.
Hapal Juz 30
Untuk bisa terlibat dalam kegiatan lomba dalam Kemah Tahfidz dan Bahasan, jelas Aras, para santri diwajibkan menghafal juz 30.
Dalam setiap kegiatan lomba yang telah berlangsung, semua peserta menunjukkan antusias yang sangat tinggi, baik lomba perseorangan seperti lomba pidato, maupun dalam tim seperti lomba nasyid dan lomba pioneering.
Baca: Demi Akreditasi Institusi A, Unismuh Kirim 41 Dosen ke Yogyakarta dan Solo