Idap Penyakit Mengerikan, 7 Fakta Usmar Ismail Google Doodle Hari Ini. No 4 Bikin Syok
Google Doodle edisi Selasa (20/3/2018) kali ini merayakan ulang tahun ke-97 seorang pria bernama Usmar Ismail.
TRIBUN-TIMUR.COM - Lagi, manajemen mesin pencarian terbesar dunia, mengakpresiasi sejumlah tokoh dengan mencantumkan fotonya sebagai Google Doodle.
Kali ini icon dunia tersebut menyematkan warga Indonesia loh.
Google Doodle edisi Selasa (20/3/2018) kali ini merayakan ulang tahun ke-97 seorang pria bernama Usmar Ismail.
Pengganmbarannya, seorang pria berkacamata disandingkan dengan kamera perekam dengan naunsa vintage.
Sekilas nama Usmar Ismail terdengar familiar di telinga kamu.
Terutama warga yang bermukim di Jakarta, namanya juga menjadi salah satu gedung (Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail) yang lokasinya ada di kawasan Jl H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan.

Namanya juga sering disebut entertainer saat membawakan talkshow atau hiburan lainnya.
Bahkan namanya dipakai untuk sebuah anugerah penghargaan perfilman.
Yap, Usmar Ismail adalah sosok yang bisa dibilang paling berpengaruh di industri film Indonesia.
Lebih kenal dengan sosok, berikut daftar kehebatannya dihimpun tribun-timur.com dari berbagai sumber:
1. Biodata
Dikutip dari Wikipedia, dia memiliki nama lengkap Usmar Ismail merupakan pria kelahiran 20 Maret 1921.
2. Dijuluki bapak perfilman Indonesia.
Dia adalah seorang sastrawan dan sutradara film Indonesia. Ia dianggap sebagai warga pribumi pelopor perfilman di Indonesia.
3. Tuntut ilmu hingga ke Amerika
Ia pernah sekolah di HIS, MULO-B, AMS-A II Yogyakarta.
Ia memperoleh B.A. di bidang sinematografi dari Universitas California, Los Angeles, Amerika Serikat pada tahun 1952.
Ketika masa pendudukan Jepang, usmar bergabung ke Pusat Kebudayaan. Di saat itu, ia mendirikan klub Sandiwara Penggemar Maya dengan beberapa tokoh seni, seperti El Hakim, Rosihan Anwar, Cornel Simanjuntak, Sudjojono, H.B. Jassin dan masih banyak lagi.
Semasa mudanya, Usmar aktif menjadi pengurus lembaga teater dan film. Beberapa organisasi juga telah ia ikuti, ia sempat menjadi ketua Badan Permusyawaratan Kebudayaan Yogyakarta (1946-1948), ketua Serikat Artis Sandiwara Yogyakarta (1946-1948), ketua Akademi Teater Nasional Indonesia, Jakarta (1955-1965), dan ketua Badan Musyawarah Perfilman Nasional (BMPN).
BMPN lah yang akhirnya mendorong pemerintah membentuk "Pola Pembinaan Perfilman Nasional" pada 1967.
4. Penyakit
Usmar Ismail meninggal 2 Januari 1971 pada umur 49 tahun.
Cukup muda umurnya untuk berpulang ke pangkuan khalik.
Saat itu dia mengidap penyakuit stroke
Baca: Syok! Giliran Ghea Tersingkir dari Indonesian Idol, Berikut 3 Daftar Kontestan Terburuk Tadi Malam
Baca: Bikin Tegang dan Sedih! Detik-detik Ghea Terpental dari Indonesian Idol 2018 Semalam
Baca: Pamit dari Kelantan FA, Ini Respon Ferdinand dan CEO PSM. 3 Alasan ini Bisa Kembali ke Juku Eja
5. Karier
Dia adalah warga Indonesia pertama memproduksi film di Indonesia
Usmar di sepanjang kariernya, sudah menggarap lebih dari 30 film di Tanah Air.
6. Karya Fenomenal
Salah satu karyanya yang begitu fenomenal di jagat sinema lokal adalah film dengan judul Darah dan Doa (The Long March of Siliwangi, 1950).
Darah dan Doa merupakan adaptasi dari cerita pendek karya Sitor Situmorang. Kisahnya sendiri menceritakan Sudarto, seorang guru yang terseret revolusi fisik dalam periode perpindahan TNI dari Yogayakarta ke Jawa Barat pada 1948. Film ini bahkan disebut sebagai tonggak hidupnya industri film Indonesia.
Berkat film itu juga, Presiden B.J. Habibie dengan Dewan Film Nasional menetapkan Hari Film Nasional berdasarkan hari pertama syuting Darah dan Doa.
7. Karya Mendunia
Setelah sempat membantu Andjar Asmara menyutradarai Gadis Desa pada 1949, ia memulai debut penyutradaraan film lewat film Harta Karun.
Ia dikenal luas secara internasional setelah menyutradarai film berjudul Pedjuang pada tahun 1961, yang mendokumentasikan kemerdekaan Indonesia dari Belanda.
Film ini ditayangkan dalam Festival Film Internasional Moskwa ke-2, dan menjadi film karya anak negeri pertama yang diputar dalam festival film internasional.
8. Pendiri Perusahaan Film Pertama di Indonesia
Selain itu, Usmar juga dikenal sebagai pendiri Perusahaan Film Nasional Indonesia bersama Djamaluddin Malik dan para pengusaha film lainnya. Lalu, ia menjadi ketuanya sejak 1954 sampai 1965.
Penghargaan Presiden
Selain perfilmna, dia juga mendapatkan penghargaan dari petinggi negara.
Tahun 1962 ia mendapatkan Piagam Wijayakusuma dari Presiden Soekarno.
Pada tahun 1969 ia menerima Anugerah Seni dari Pemerintah RI.
Setelah meninggal dia diangkat menjadi Warga Teladan DKI.
Namanya diabadikan sebagai pusat perfilman Jakarta, yakni Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.
Selain itu, sebuah ruang konser di Jakarta, yakni Usmar Ismail Hall, merupakan tempat pertunjukan opera, musik, dan teater, yang dinamai sesuai namanya. (*)