Memori 2014 Rawan Terulang Kembali, Suporter Tak Ingin PSM 'Berkandang' di Luar
Sekretaris The Maczman, Mustafa sangat menyayangkan jika PSM kembali menjadi tim 'musafir'.
Penulis: Ilham Mulyawan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ilham Mulyawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bagi anda pecinta PSM, tentu tidak akan lupa memori empat tahun lalu, tepatnya 2014, dimana tim yang kala itu awalnya dilatih oleh Jorg Peter Steinebrunner sempat berkandang di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.
Gegara Stadion Mattoanging tak lolos verifikasi. Penyebab utamanya adalah penerangan yang belum memenuhi standar kelayakan.
Seolah menjadi masalah klasik tiap tahun, kali ini Laskar Phinisi kembali terancam berkandang di tempat lain, mengingat kian tingginya standar yang diterapkan oleh operator maupun PSSI dan AFC.
Memang, membenahi stadion membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Tetapi masalah penerangan kerap menjadi momok tiap musim.
Dan tiap musim pula manajemen berjanji akan membenahi penerangan tersebut, bahkan diklaim telah ada komunikasi dengan salah satu perusahaan elektronik ternama Phillips.
Maka, karena penerangan adalah salah satu syarat paling krusial, seharusnya jauh-jauh hari sudah dicarikan solusi terbaik.
Kabarnya dibutuhkan dana tidak sedikit untuk pembenahan penerangan tersebut, namun jika dibandingkan dengan dana operasional yang harus dikeluarkan kalau harus berkandang di luar, tentu tidak ekonomis juga.
Selain biaya akomodasi, transportasi hingga konsumsi selama berada di luar, ada pula biaya sewa penggunaan stadion yang tentu jumlahnya tidak sedikit pula. Itu belum termasuk biaya-biaya lainnya.
Sekretaris The Maczman, Mustafa sangat menyayangkan jika PSM kembali menjadi tim 'musafir'. Alasannya, stadion bersejarah itu sejak dulu memang sudah butuh peremajaan, utamanya lampu.
"Pencahayaan kan standarnya sudah ditetapkan 800 lux. Ini sudah terungkap dari tahun-tahun sebelumnya, seharusnya sudah ada tindakan (perbaikan) sesegera mungkin sebelum kompetisi dimulai. Kami suporter tentu tidak ingin PSM berkandang diluar,"ujar pak Mus- sapaan akrabnya, Rabu (7/2/2018).
Soal item lain, seperti atap rusak, sentleban, lapangan hingga ruang ganti menurutnya tak terlalu mempengaruhi toh, itu bisa diperbaiki cepat. "Namun paling penting memang adalah penerangan, apalagi katanya musim ini banyak pertandingan malam,"ia menambahkan.
Dedengkot kelompok suporter Komunitas VIP Selatan, Erwinsyah juga berpendapat sama. Ia tidak ingin momen 2014 kembali terulang.
Ia melihat, kualitas penerangan memang tidak dipungkiri jauh dari kata layak. Penonton saja tak bisa melihat jelas jika laga malam.
"Apalagi kalau live tv, terlebih jika turun hujan. Memang kalau saya, harus mi ganti lampu, itu intinya,"kata Ewink - biasa ia disapa.(*)