Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Munas Tarjih Muhammadiyah di Makassar, Soroti Masalah Kekerasan Anak dan Medsos, Ini Alasannya

Resmi dibuka Ketua Pimpinan Pusat Muhammadyah, Haedar Nashir di Balai Sidang Muktamar Kampus Unismuh, Makassar

Penulis: Hasan Basri | Editor: Suryana Anas
Munas Tarjih Muhammadiyah di Makassar, Soroti Masalah Kekerasan Anak dan Medsos, Ini Alasannya - taj1_20180124_203139.jpg
TRIBUN TIMUR/MUHAMMAD ABDIWAN
Ketua Umum Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menghadiri pembukaan Musyarawarah Nasional (Munas) Tarjih Muhammadiyah, di Balai Sidang Muktamar Kampus Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin, Makassar Rabu (24/01/2018). Munas kali ini mengangkat tema Penguatan Spiritual Perlindungan Terhadap Anak dan Pengelolaan Informasi menuju Masyarakat Berkemajuan. tribun timur/muhammad abdiwan
Munas Tarjih Muhammadiyah di Makassar, Soroti Masalah Kekerasan Anak dan Medsos, Ini Alasannya - taj2_20180124_203221.jpg
TRIBUN TIMUR/MUHAMMAD ABDIWAN
Ketua Umum Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menghadiri pembukaan Musyarawarah Nasional (Munas) Tarjih Muhammadiyah, di Balai Sidang Muktamar Kampus Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin, Makassar Rabu (24/01/2018). Munas kali ini mengangkat tema Penguatan Spiritual Perlindungan Terhadap Anak dan Pengelolaan Informasi menuju Masyarakat Berkemajuan. tribun timur/muhammad abdiwan
Munas Tarjih Muhammadiyah di Makassar, Soroti Masalah Kekerasan Anak dan Medsos, Ini Alasannya - taj3_20180124_203251.jpg
TRIBUN TIMUR/MUHAMMAD ABDIWAN
Ketua Umum Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menghadiri pembukaan Musyarawarah Nasional (Munas) Tarjih Muhammadiyah, di Balai Sidang Muktamar Kampus Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin, Makassar Rabu (24/01/2018). Munas kali ini mengangkat tema Penguatan Spiritual Perlindungan Terhadap Anak dan Pengelolaan Informasi menuju Masyarakat Berkemajuan. tribun timur/muhammad abdiwan

Laporan wartawan Tribun Timur Hasan Basri

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Musyawarah Nasional (Munas) Tarjih Muhammadiyah resmi dibuka Ketua Pimpinan Pusat Muhammadyah, Haedar Nashir di Balai Sidang Muktamar Kampus Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Rabu (24/01/2018).

Pembukaan Munas yang ke xxx dengan mengusun tema penguatan spiritual perlindungan terhadap anak dan pengelolaan informasi menuju masyarakat berkemajuan dihadiri 250 peserta utusan dari berbagai daerah .

Pada kesempatan itu, dihadiri sejumlah tokoh muhammadyah dan seluruh Pimpinan Pusat Muhammadyah yakni, Prof Yunahar ilyas, Marpuji, Agungg Danarto, Syamsul Anwar, Fahmi Muqaddas, Gudwil subair, Amin Abdullah dan Aliyasa.

Serta Pimpinan Pusat Majelis Tarjih dan  perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Sulsel, dan perwakilan seluruh pengurus Organisasi Otonom seluruh daerah.

Menurut Haedar Nashir bahwa dalam munas kali ini membahas empat pokok persoalan, yaitu fikih perlindungan anak, problem lalu-lintas, pengelolaan informasi, serta masalah-masalah ibadah.

Pembahasan perlindungan anak diakui sangat penting melihat fenomena yang kian maraknya kasus anak yang berhadapan dengan hukum.

Misalnya, terjadi kekerasan terhadap anak, kejahatan seksual, dan narkoba yang melibatkan anak dibawa umur.
Sehingga dibutukan rujukan dalam menyikapi berbagai persoalan anak tersebut.

"Anak itu adalah titipan tuhan yang sangat mahal. Lalu dalam konteks bangsa, anak itu tunas generasi. Mati hidupbta bangsa kedepan tergantung dari anak,"kata Haedar Nashir.

Potensi anak saat ini untuk bangsa Indonesia dinilai sudah sangat luar biasa. Namun bukan berarti problem atau permasalahan dialami anak sering terjadi, baik dari lingkungan ataupun adanya predator baru.

"Misalnya, kasus Pedofil, kekerasan terhadap ana dan penjualan anak. Di mana kalau orang dewasa masih bisa belah diri, kalau anak tidak. Jadi disinilah relevenasinya membahas tentang fikih perlindungan anak dari segi agama," ujarnya.

Sementara dari segi pengelolaan infomasi juga menjadi perhatian serius dalam munas kali ini. Sebab revolusi informasi berbasis teknologi, dan digital sangat membawa perubahan dahsyat di semua ranah, sosial, budaya, ekonomi, politik dan keagamaan.

Sehingga dibutuhkan keterlibatan semua pihak untuk memecahkan kompleksitas masalah akibat perubahan sosial tersebut. "Dunia kita sekarang, tidak bisa lepas dari informasi berbasi teknologi ,dan digital yang luar biasa. Dengan teknologi ini bisa melahirkan relasi baru yang disebut media sosial," tuturnya.

Tetapi dalam pengelolaan atau pemanfataan teknologi media sosial, diharapkan pengguna media sosial tidak boleh jadi objek. Masyarakat harus bermedia sosial dengan beretika dan agama.

Senada juga disampaikan Prof Yunahar Ilyas selaku ketua PP Muhammadyah yang membidangi masalah Tarjih. Disampaikan perlunya tuntunan memecahkan masalah ini, sebab perlindungan anak ini lndonesia masih sangat kurang.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved