Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Perhimpunan Indonesia Tionghoa Susun Pembangunan Kebangsaan di Makassar

Ulung Rusman mengatakan, INTI punya tanggung jawab secara moral untuk bisa menyelesaikan persoalan kebangsaan.

Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Anita Kusuma Wardana
HANDOVER
Pengurus Pusat Himpunan Indonesia Tionghoa (PP INTI) menggelar malam ramah tamah, di Makassar Golden Hotel (MGH) Jl Pasar Ikan, Rabu (6/12/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengurus Pusat Perhimpunan Indonesia Tionghoa (PP INTI) mulai menyusun, pembangunan kesadaran kebangsaan.

Penyusunan itu lewat acara diskusi dan malam ramah tamah yang digelar INTI di Makassar Golden Hotel (MGH), Jl Pasar Ikan, Kota Makassat, Rabu (6/12/2017).

Malam ramah tamah, langsung dihadiri ketua umum terpilih 2017-2021, Teddy Sugianto, Wakil Ketua PP INTI, dr. Indra Wahidin dan Sekjen INTI, Ulung Rusman.

Selain itu, hadir juga Pengurus Daerah (PD) INTI Sulsel. Yakni, ketua INTI Sulsel, Peter Gozal, Sekertaris Umum (Sekum), Albertus Jap dan pengurus PD lainnya.

Sekertaris Jenderal (Sekjen) INTI Pusat, Ulung Rusman mengatakan, INTI punya tanggung jawab secara moral untuk bisa menyelesaikan persoalan kebangsaan.

"Kalau dikorelasikan dengan persoalan dan situasi pada saat ini, dimana dengan makin maraknya perdoalan SARA, baik disituasi politik atau sosial," kata Ulung.

Lanjut Ulung Rusman, walaupun INTI mempunyai latar belakang organisasi Tionghoa tapi, INTI adalah organisasi modern dengan platform kebangsaan.

Persoalan SARA yang kini berkembang di Indonesia, akan menjadi konsentrasi INTI untuk menjadikan perhatian untuk penyelesaian isu pada tatanan sosial.

"Maka itu, kita mendorong kesadaran berhimpun agar segala persolan bisa diselesaikan dan dijelaskan dengan baik dan dipahami bersama," jelas Ulung.

Menurutnya, INTI masih cukup optimis dalam melihat kondisi saat ini untuk bisa mendorong kesadaran pembangunan masyarakat dalam berkebangsaan.

"Untuk membangun itu, maka tentunya kami akan menciptakan ruang dialog, antara internal Inti dengan pihak lain agar bisa bersinergi," tambah Ulung.

Menurut Wakil Ketua Umum (Waketum) PP INTI, Budi S. Tanuwibowo, Indonesia ada bukan sekedar pada agama, Etnis. Tapi Indonesia ada karena kebangsaan.

"Karena kalau bicara agama atau etnis, pasti ada papua maluku, jawa bugis, islam kristen. Tapi coba kebangsaan, itu melungkupu semuanya," jelas Budi.

Sekadar info, INTI mulai dideklarasikan pada tanggal 10 April 1999. Organisasi ini bersifat kebangsaan, sesuai sebagai semangat di Mukadimah UU RI 1945.

Saat ini, INTI sudah hadir di 13 propinsi di Indonesia, seperti di Sulawesi Selatan (Sulsel), Aceh, Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Selatan (Sumsel), dan Bali.

Kemudian, Jawa Barat (Jabar), Banten, Jawa Tengah (Jateng), Jogjakarta, Jawa Timur (Jatim), DKI Jakarta, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Bara (Kalbar).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved