Setya Novanto Dikejar KPK, Jubir NH-Aziz: Tidak Ada Pengaruhnya!
Selama lima jam, penyidik berada di rumah Ketua DPR RI itu. Rencananya, Novanto akan dijemput paksa, namun ternyata ia tidak ada di rumahnya.
Penulis: Abdul Azis | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulsel, Muhammad Risman Pasigai menegakan, dikejarnya Setya Novanto oleh penyidik KPK tidak mempengaruhi pencalonan AM Nurdin Halid di Pilgub Sulsel 2018.
"Tidak ada pengaruhnya," kata MRP via pesan Whatsapp, Kamis (16/11/2017).
Penyidik KPK mendatangi rumah Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto di Jl Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15/11/2017) malam hingga Kamis (16/11/2017) dini hari kemarin.
Selama lima jam, penyidik berada di rumah Ketua DPR RI itu. Rencananya, Novanto akan dijemput paksa, namun ternyata ia tidak ada di rumahnya. Dia menghilang entah ke mana.
Penjemputan paksa dilakukan setelah dia tiga kali mangkir dari panggilan penyidik guna memberi keterangan dalam kasus korupsi proyek e-KTP, dimana Novanto sebagai tersangka.
"Jadi nggak ada kaitannya," tegas Juru bicara Nurdin Halid-Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz) tersebut.
Komitmen Nurdin Halid
Bakal calon Gubernur Sulsel Nurdin Halid (NH) sekali lagi berkomitmen untuk tidak mundur pada Pilgub Sulsel 2018 dan meninggalkan masyarakat Sulsel.
Hal itu ditegaskan NH saat mappatabe dengan masyarakat Sinjai di kediaman Andi Abdullah Asapa, di Kecamatan Sinjai Utara, Kamis (16/11/2017).
Ia mengatakan, dirinya sedang diuji dengan tanggung jawab besar yang diemban sebagai Ketua Harian DPP Golkar. Meski demikian, hal tersebut tidak menyurutkan langkahnya ke belakang demi kesejahteraan Sulsel Baru.
"Saat ini sebetulnya saya sedang dalam ujian. Karena situasi di Jakarta yang mungkin semua sudah melihat tadi malam. Sebagai ketua harian dituntut tanggung jawab yang sangat besar, tetapi di sisi lain, ada juga tanggung jawab yang tidak kalah besarnya, tidak kalah terhormatnya," tuturnya.
Karena itu, pasangan Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar ini menyatakan siap menjalankan seluruh tanggung jawab yang diembannya dengan sungguh-sungguh.
"Dua-duanya harus bisa saya rakit untuk bisa secara penuh mengatasi dua persoalan yang berbeda. Di sinilah dibutuhkan kedewasaan saya, kematangan emosional, kebijakan dalam kearifan dalam menentukan keputusan," ujarnya.
Lebih lanjut, konsistensi tersebut dijalankannya sesuai dengan ajaran kearifan lokal yang selama ini dipegang teguh masyarakat Sulsel. Yaitu, sekali layar terkembang, pantang biduk surut ke pantai.
"Ini adalah bagian dari konsistensi saya pesannya mengamalkan ajaran Latenritatta Arung Palakka, tellabu essoe ri tengngana bitarae. Kita tidak boleh bekerja setengah-setengah," tegasnya.(*)