Wah, Objek Wisata Buntu Pune Toraja Utara Ditutup Secara Permanen di Google Maps
Ada dua rumah adat Toraja atau Tongkonan dan tujuh lumbung atau Alang di lokasi tersebut.
Penulis: Yultin Rante | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan TribunToraja.com, Yultin Rante
TRIBUNTORAJA.COM, KESU - Objek wisata Buntu Pune, Kecamatan Kesu, Toraja Utara, di aplikasi Google Maps diberi keterangan ditutup secara permanen.
Keterangan itu berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan.
Pantauan TribunToraja.com, Minggu (17/9/2017), situs sejarah Toraja itu masih dibuka untuk umum dan didatangi wisatawan.
Buntu Pune ditetapkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI, Jero Wacik, melalui surat keputusan penetapan situs, nomor PM.09/PW.007/MKP/2010, tanggal 8 Januari 2010.
Baca: Kerbau Warga Bertuliskan Punggawa-Macakka Menang Adu di Toraja
Lokasi wisata sejarah itu berada di Jl Ke'te Kesu, Dusun Ba'tan Tondok, Kelurahan Ba'tan, Kecamatan Kesu, Toraja Utara.
Ada dua rumah adat Toraja atau Tongkonan dan tujuh lumbung atau Alang di lokasi tersebut.
Sejarah Buntu Pune masih memiliki kaitan dengan Ke’te Kesu’.
Pemukiman Buntu Pune dibangun pertama kali pada tahun 1880 oleh Siambe’ Pong Maramba’, salah satu pimpinan atau bangsawan yang berpengaruh di Toraja pada tahun 1880-1916.
Selain sebagai salah satu kediaman Siambe’ Pong Maramba’ beserta keluarga dan para pengawalnya, lokasi itupun dijadikan sebagai benteng pertahanan dan tempat pengintaian dari jarak jauh.
Baca: Mau Belajar Sekaligus Belanja Tenun Sadan? Ayo ke To Barana Toraja Utara
Hal ini didukung oleh kondisi alam sekitar Buntu Pune.
Di bagian baratnya terdapat bukit-bukit karst yang puncaknya bisa digunakan untuk membangun tempat pengintaian yang berlapis-lapis.
Lerengnya digunakan sebagai benteng pertahanan (benteng Kaluku Buntu Pune) serta dinding-dinding batu dan kaki bukit sebagai lokasi pekuburan leluhur.