Pabrik AMP Kembali Beroperasi, Warga Matua Enrekang Ungsikan Anaknya
Padahal sebelumnya, operasional pabrik itu terhenti karena adanya protes dari warga setempat akibat pencemaran udara yang ditimbulkan.
Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Hasrul

Laporan Wartawan TribunEnrekang.com, Muh Azis Albar
TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG - Pabrik Asphalt Mixing Plant (AMP) milik PT Nindya Sejahtera di Lingkungan Matua, Kelurahan Buntu Sugi, Kecamatan Alla, akan kembali beroperasi.
Hal itu dibuktikan dengan mulainya dilakukan uji coba terhadap pabrik tersebut, kemarin, Rabu (15/6/2017).
Sehingga menimbulkan kepulan asap dan bau di daerah pemukiman warga.
Baca: Cabup Enrekang Tidak Peduli Larangan Memaku Spanduk di Pohon
Padahal sebelumnya, operasional pabrik itu terhenti karena adanya protes dari warga setempat akibat pencemaran udara yang ditimbulkan.
Tak pelak hal ini membuat masyarakat Lingkungan Matua kembali merasa resah dengan akan beroperasinya kembali pabrik tersebut.
Bahkan, salah satu warga setempat, Elen yang rumahnya hanya berjarak tak sampai 50 meter dari lokasi pabrik, harus mengungsikan anaknya ke tempat yang aman dari polusi asap itu.
Baca: Buka Puasa Bersama Masrur Makmur Latanro Dihadiri Istri Bupati Enrekang
"Saya ungsikan anak saya, Mika (4), ke rumah neneknya di Curio karena takut kembali kena paparan polusi udara lagi," kata Elen kepada TribunEnrekang.com, Rabu (15/6/2017).
Sebelumnya, putri dari Elen sempat dilarikan ke rumah sakit akibat paparan polusi udara saat pabrik AMP tersebut beroperasi beberapa waktu lalu.
"Kami juga heran kenapa bisa beroperasi lagi, padahal kami disini sudah meminta untuk dipindahkan saja pabrik itu," ujar Elen.
Salah satu aktivis lingkungan, Rahmawati Karim, merasa khawatir dengan kembali beraktivitasnya pabrik itu.
Baca: Mahasiswa Enrekang Unjuk Rasa di Kantor ESDM Sulsel, Ini Tuntutannya
Menurutnya, aktivitas pabrik tersebut dapat kembali mengancam kesehatan warga dan anak-anak di daerah itu.
Apalagi jarak antara Pabrik dan pemukiman warga sangat dekat, bahkan tak sampai 50 meter.
"Pabrik kembali beroperasi, semoga tidak ada lagi anak-anak jadi korban seperti saat uji coba dulu, pemerintah harus peka akan masalah ini," ujar Rahmawati.(*)