Soal Bentrok, Ketua GP Ansor Sulsel Sebut Ada Penyusup di Massa HTI
"Ada penyusup di barisan massa HTI yang ingin membenturkan Banser dan HTI," kata Tonang saat ditemui.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Ina Maharani
Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Sulawesi Selatan, Muhammad Tonang menyebut ada penyusup dalam aksi yang berujung kericuhan antara massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan massa Barisan Serba Guna (Banser) Gerakan Pemuda Anshor, di Jl Jend Sudirman Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (16/4/2017).
"Ada penyusup di barisan massa HTI yang ingin membenturkan Banser dan HTI," kata Tonang saat ditemui.
Ia mengatakan indikasi adanya penyusup terlihat di barisan massa HTI, dimana ada yang membawa bambu yang digunakan sebagai senjata massa.
Baca: Bentrok, Massa HTI Lawan Massa Banser di Makassar
Baca: Cegah Massa HTI Masuk Makassar, Pasukan Brimob Standby di Polres Gowa
Baca: Tabligh Akbar HTI Dilarang di Makassar, Polda Sulsel: Kita Bukan Timur Tengah
"Bambu itu dipakai sebagai senjata untuk memukul sahabat Banser hingga ada yang terluka," ujarnya.
Ditanya terkait aksi HTI yang berujung kericuhan, Tonang mengatakan dari awal GP Ansor memang sudah menolak rencana kegiatan yang akan dilakukan HTI.
"Sejak awal GP Ansor menolak, membangun Khilafa di NKRI itu sudah bertentangan dengan ideologi bangsa kita, nilai pancasila, karena mereka ingin mengubah itu. Ini bagian untuk membangun negara di dalam negara," ujarnya.
Ia pun merasa lega kegiatan HTI yang dihadiri ribuan orang dari berbagai daerah tersebut batal terlaksana.
"Kami hanya ingin mengalau mereka yang ingin mengganti ideologi. Hasil keputusan kemarin dengan berbagai pihak, bahwa tjdak ada izin kepada HTI. Pemkot juga tidak memberi izin tempat. Ini kan menandakan bahwa tak ada satupun yang boleh dilakukan HTI," tutul dia. (*)