Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Anak Bantilang Luwu Timur Merantau Kuliah Bawa Merica, Isi Rekening Rp 1 Miliar

Bantilang adalah satu dari lima desa lumbung merica Kecamatan Towuti.

Penulis: Ivan Ismar | Editor: Ilham Mangenre
Anak Bantilang Luwu Timur Merantau Kuliah Bawa Merica, Isi Rekening Rp 1 Miliar - kebun-merica-luwu-timur_20160807_172900.jpg
Ivan Ismar/tribunlutim.com
Kepala Desa Bantilang Arifin, di tengah kebun merica warganya, Bantilang, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Minggu (8/8/2016).
Anak Bantilang Luwu Timur Merantau Kuliah Bawa Merica, Isi Rekening Rp 1 Miliar - lumbung-merica-luwu-timur_20160807_170528.jpg
Ivan Ismar/tribunlutim.com
Kebun merica di Desa Bantilang, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Minggu (8/8/2016).
Anak Bantilang Luwu Timur Merantau Kuliah Bawa Merica, Isi Rekening Rp 1 Miliar - lumbung-merica-luwu-timur_20160807_170637.jpg
Ivan Ismar/tribunlutim.com
Kebun merica di Desa Bantilang, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Minggu (8/8/2016).

TRIBUNLUTIM.COM, TOWUTI- Merantau kuliah berbekal merica adalah "tradisi" warga Desa Bantilang, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulsel.

"Cuma bawa karung berisi merica ke daerah tempat kuliah, bahkan ada orang tua menyuruh anaknya jual merica di Makassar," kata Kepala Desa Bantilang, Arifin, kepada tribunlutim.com, Minggu (7/8/2016).

Bantilang adalah satu dari lima desa lumbung merica Kecamatan Towuti.

Bulan depan Bantilang memasuki masa panen. [Baca juga: Ini 5 Desa Lumbung Merica Luwu Timur, Bulan Depan Kebanjiran Tenaga Kerja]

Arifin membeberkan, masih warganya yang kurang tahu jejak kampus anak mereka di Makassar.

Yang penting tahu kuliah, "jaminannya karung berisi merica. Tidak tahu daerah tempat anaknya kuliah seperti apa."

Menurut Arifin, tidak sedikit mahasiswa asal Bantilang yang bergelimang rupiah di Makassar gara-gara merica.

"Hasil jualan merica kemudian disimpan di rekening anak, bahkan ada mahasiswa isi rekeningnya Rp 1 miliar lebih," ujar Arifin.

Sang kepala desa mengetahui kebiasaan warganya itu setelah melakukan pendataan baru-baru ini.

"Ada yang anaknya kuliah di Universitas Indonesia (Jakarta), Surabaya, Solo, orangtua tidak tahu," cerita Arifin tertawa. (*)



Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved