Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lihat Polisi Ganteng Itu Beraksi saat Baku Tembak Polisi dengan Bandar Narkoba di Jakarta

Pada penggerebekan itu

Editor: Edi Sumardi
TRIBRATANEWS.COM

TRIBUN-TIMUR.COM - Polisi ganteng dan fashionable, Komisaris Teuku Arsya Khadafi rupanya ikut dalam penggerebekan kampung bandar narkoba di Kampung Berlan, Jalan Slamet Riyadi, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (22/1/2016).

Kepala Unit IV Subdit Reserse Mobil Direktorat Reserse Kriminal Umum ini terlihat pada video rekaman penggerebekan, sebagaimana di-posting Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti pada akunnya pada Facebook.

Pada penggerebekan itu, Teuku Arsya yang tenar melalui operasi penumpasan teroris bom Sarinah terlihat memberi komando saat baku tembak antara polisi dengan bandar narkoba.

#KMquotes Kisah dibalik kisah saat anggota Gabungan Polda Metro Jaya melumpuhkan penjahat Narkoba yg telah membunuh Polisi. Ybs tdk mau menyerah sampai detik2 terakhir.. Negara tdk boleh kalah oleh penjahat manapun

Posted by Krishna Murti on Friday, 22 January 2016

Pengedar Narkoba Berani Melawan Polisi, Mengapa?

Dikutip dari Kompas.com, perlawanan pengedar narkoba terhadap anggota polisi, menunjukkan para penyalur barang haram itu memang tidak takut aparat.
Satu polisi tewas, satu lagi kena bacok, sementara seorang informan juga tewas karena menceburkan diri ke Sungai Ciliwung.

Kriminolog Thomas Sunaryo mengatakan, kejahatan narkoba memang bukan kejahatan kriminal biasa. Menurut dia, jaringan narkoba sering kali diisi orang-orang yang tak takut mati.

Tidak mengherankan jika jaringan narkoba kerap melawan saat akan ditangkap aparat.

"Sering kali sudah semacam hidup atau mati, mereka tidak mikir lagi," kata Thomas saat dihubungi Kompas.com, Jumat (22/1/2016).

Ia memberi contoh yang terjadi di Meksiko. Menurut dia, pada perang narkoba di sana bandar narkoba bahkan berani melawan negara.

Penggerebekan narkoba di tempat yang tidak jauh dari Kompleks Berlan itu hanya dilakukan empat polisi dan lima informan. Padahal kawasan itu dikenal cukup rawan.

Menurut Thomas, setidaknya dibutuhkan tim dengan dengan jumlah anggota memadai dan bersenjata lengkap untuk menggerebek daerah rawan.

"Ini fenomena lain, biasanya polisi menggerebek itu kan mereka banyak dan dilengkapi senjata banyak. Nah ini menimbulkan spekulasi kenapa mereka hanya berempat (polisi)," ujar Thomas.

Sehingga, perlawanan terhadap polisi pada penggerebekan itu sangat mungkin terjadi.

Kekuasaan uang

Selain itu, bandar atau pengedar biasanya menggunakan uang untuk mendapat kekuasaan. Sekelompok warga lain yang selama ini menikmati uang narkoba dari para pengedar atau bandar itu bisa saja membantu untuk melawan petugas.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved