Pemuda Demokrasi Ragukan Netralitas Kapolda Sulselbar

Sekretaris Pediss Sulsel, Basdir, menyayangkan pernyataan politis yang terlontar dari bibir seorang pejabat tinggi negara selevel Kapolda. Menurutnya, sebagai pengayom masyarakat tidak seharusnya ia
menampakkan keberpihakannya pada salah seorang kandidat cagub.

"Sejak pertama kali naik di portal online tribun-timur.com kami langsung mengkaji dan menganalisa pernyataan Kapolda. Kami menyayangkan karena seharusnya dia bersikap netral dan tidak terseret
politik praktis pilgub," kata Basdir, Selasa (31/1/2012).

Menurutnya, akibat dari ketidak hati-hatiannya pernyataan yang dilontarkan oleh Kapolda menjadi aib yang menciderai netralitas kepolisian dan menciderai demokrasi yang selama ini dijunjung tinggi.

Basdir meminta kepada Kapolda Sulselbar Irjen Polisi Johny Waenal Usman untuk menarik kata-katanya dengan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka melalui media massa untuk menghindari persepsi masyarakat atas pernyataannya tersebut.

"Kapolda harus minta maaf secara terbuka melalui media massa. Jika dalam waktu 3x24 jam tidak melakukannya, kami akan menggelar unjukrasa dan menuntutnya mundur karena sudah tidak netral lagi," tambah Presidium Pediss Abduh Rachman.

Kapolda Sulselbar Irjen Polisi Johny Waenal Usman meneriakkan tagline "Don't Stop" dalam forum rapat koordinasi Gubernur bersama Bupati dan Wali Kota se-Sulsel di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Senin (30/1).

Gubernur incumbent Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mempopulerkan "Don't Stop Komandan" sebagai tagline-nya menghadapi ketatnya persaingan di suksesi pemilihan Gubernur Sulsel 2013 nanti.(*/tribun- timur.com)